Kamis, 23 Januari 2014

Taylor Swift



Taylor Alison Swift (born December 13, 1989) is an American singer-songwriter. Raised in Wyomissing, Pennsylvania, Swift moved to Nashville, Tennessee at the age of fourteen to pursue a career in country music. She signed with the independent label Big Machine Records and became the youngest songwriter ever hired by the Sony/ATV Music publishing house. The release of Swift's eponymous debut album in 2006 established her as a country music star. "Our Song", her third single, made her the youngest person to single-handedly write and perform a number one song on the country chart. She received a Best New Artist nomination at the 2008 Grammy Awards.
Swift's second album, Fearless, was released in 2008. Buoyed by the pop crossover success of the singles "Love Story" and "You Belong with Me", Fearless became the best-selling album of 2009 and was supported by an extensive concert tour. The record won four Grammy Awards, with Swift becoming the youngest ever Album of the Year winner. Swift's third album, 2010's Speak Now, sold over one million copies in its first week of US release and was supported by the Speak Now World Tour. The album's third single, "Mean", won two Grammy Awards. Swift's fourth album, Red, was released in 2012. Its opening US sales of 1.2 million were the highest recorded in a decade, with Swift becoming the only female artist to have two million-plus opening weeks. The singles "We Are Never Ever Getting Back Together" and "I Knew You Were Trouble" were worldwide hits. The Red Tour is visiting worldwide venues in 2013 and 2014.
Swift is known for her narrative songs about her experiences as a teenager and young adult. As a songwriter, she has been honored by the Nashville Songwriters Association and the Songwriters Hall of Fame. Swift's other achievements include seven Grammy Awards, twelve Billboard Music Awards, fifteen American Music Awards, eleven Country Music Association Awards, six Academy of Country Music Awards and two Golden Globe Award nominations. She has sold over 26 million albums and 75 million digital single downloads worldwide. Forbes estimates that she is worth over $220 million. In addition to her music career, Swift has appeared as an actress in the ensemble comedy Valentine's Day (2010) and the animated film The Lorax (2012). As a philanthropist, Swift supports arts education, children's literacy, natural disaster relief, LGBT anti-discrimination efforts, and charities for sick children.

Selasa, 21 Januari 2014

Caraku Mencintaimu

Dengan tak menghubungimu,
tak juga mengirim pesan untuk menanyakan kabarmu,
dan bahkan sekedar chatting untuk menyapamu,
aku mencintaimu dengan menjauh darimu,
bukan karena aku membencimu,

Namun karena aku ingin menjagamu dan menjaga diriku sendiri dari khalwat yang menjebak,
aku mencintaimu dengan menjaga diriku dan dirimu,
menjaga kesucianku dan kesucianmu,
menjaga kehormatanku dan kehormatanmu,...
menjaga kebeningan hatiku dan hatimu,

Ya......
Beginilah caraku mencintaimu,
mencintaimu dalam diamku,
karena diamku adalah bukti cintaku padamu..

Dan sekarang,
keadaan menegurku,
sehingga dapat membantu menyadarkanku dari kesalahan yang telah aku perbuat,
meskipun pesonamu terhadapku belum pulih,
belum pulih..


DMCA Protection on: http://www.lokerseni.web.id/2013/10/puisi-cinta.html#ixzz2r6RHUFsD

Love at First Sight






Saat aku berjalan di koridor sekolah, tiba-tiba aku merasa ada orang yang memperhatikanku. Ketika aku berhenti, kutolehkan kepalakuke kanan dan ke kiri tapi aku tak menemukan siapapun, hanya terdengar suara tapak kaki ke arah lantai dua. Aku bergidik  ketika merasakan detak jantung berdetak tidak karuan karena suasana sekolah yang sepi dan sedikit menakutkan.
Setelah beberapa menit aku diam di koridor tempatku berdiri, tetap saja aku berdiri di koridor karena memang aku sedang menunggu temanku yang sedang ada tembaha pelajaran.
“Jasmine”
Teriak seseorang yang wajah dan tubuhnya tidak tampak di depan, kanan dan kiriku. Aku duduk di koridor sambil memakai earphone yang suda terpasang di iPod biru safir kesayanganku untuk mengusir kebosanan dan rasa takut akibat teriakan seseorang memanggil namaku.
“Jasmine!! Jasmine!!”
Teriakan itu semakin keras dan semakin kukeraskan juga volume suara di iPodku. Detak jantungku juga semakin keras tidak karuan.
“Ayolah Sunny, cepat” sambil mengutak-atik iPodku.
Hampir 45 menit akhirnya orang yang aku tunggu –Sunny- datang.
“Lama sekali sih, hampir saja aku mati ketakutan” omelku pada temanku itu.
“Ah iya maaf ya.. memangnya kamu ketakutan kenapa?” tanya Sunny sambil menunjukkan wajah cemasnya.
“Ah sudahlah, nanti saja kuceritakan” kataku sambil menariktangannya ke arah gerbang sekolah.
Ketika sampai di lapangan yang berjarak beberapa meter dari gerbang sekolah, tiba-tiba ada gulungan kertas yang mungkin sengaja dijatuhkan seseorang dari lantai dua. Kubuka gulungan itu, ternyata berisi sebuah puisi.
“Ayo baca, aku ingin tahu” desak Sunny tidak sabar.
Jasmine..
Kau bagaikan bunga yang bermekaran di taman
Seperti senyummu yang merekah dengan cantik
Bagaikan tangkai bunga yang tegak
Seperti kau yang selalu berdiri dengan tegar
Matamu bagaikan mentari yang bersinar
Namamu seindah dirimu
Dirimu selalu bisa membuat setiap orang yang bertemu denganmu menarik sudut bibirnya untuk tersenyum bersamamu
Dan memasuki duniamu yang ceria..
          “Hisyam?” tanyaku pada Sunny.
          “Entahlah” gumam Sunny sambil mengernyitkan dahinya.
          “Kamu tahu?” tanyaku lagi pada Sunny yang kelihatan sedang berpikir dengan wajah sok tahunya(?).
          “Sepertinya aku tahu” jawab Sunny dengan menyunggingkan senyum yang dianggapnya memabukkan itu. Aku dan semua temanku selalu berpikir bahwa Sunny itu memiliki tingkat percaya diri yang berlebihan.
          “Siapa yang kamu maksud itu?” teriakku kepada orang yang  mempunyai tingkat percaya diri tinggi itu, ehm.. maksudku Sunny.
          “Lihat ke lantai dua” teriak Sunny yang yang entah sejak kapan sudah berdiri di depan gerbang sekolah.
          “Kalau ingin tahu lebih jelas, besok kamu aku antar ke kelasnya” sambungnya. Lalu, kutolehkan kepalaku ke arah yang Sunny maksud.
          Disana, di lantai dua ada seorang laki-laki sedang berdiri membelakangi lapangan. Awalnya aku ingin berteriak bermaksud untuk memanggilnya, tetapi aku merasa nyaliku semaki tipis se-tipis rambut Pak Widodo –guru kesiswaan-. Akhirnya seperti mendapat poster bertuliskan “PULANG SAJA” berukuran jumbo, aku memutuskan untuk pulang.
          Sesampai di rumah, aku langsung mengirimkan sms ke Sunny untuk menanyakan kepadanya siapa Hisyam itu.
          To: Sunny
          Siapa itu Hisyam?

From: Sunny
Haha, kamu penasaran? Apa jangan-jangan kamu suka ya? xD
          To: Sunny
          Suka? Tahu namamnya saja baru hari ini, wajahnya bahkan aku tidak tahu sama sekali

From: Sunny
Setahuku dia anak kelas sebelah yang katanya pintar dan.. ganteng

          To: Sunny
          Beri tahu aku besok

          Keesokan harinya, Sunny mengajakku diam duduk di depan kelas hanya untuk memberi tahu wajah Hisyam. Aki tidak akan melakukan hal bodoh seperti ini kalau bukan karena paksaan Sunny dan rasa penasaranku yang setinggi Menara Eiffel.
          Setelah hampir sekitar 15 menit kami menunggu, tampaklah seseorang yang sedikit hitam manis, memakai jaket berwarna merah marun dan di telinganya terpasang earphone. Terlihat bibirnya bergerak, sepertinya mengikuti alunan musik di iPodnya.
          “Nah, itu dia Hisyam! Hisyam, Hisyam sini” teriak Sunny dengan suara lantang yang berhasil memutar kepalanya ke arah kami dan menatap kami dengan tajam, seolah kami adalah anak-anak yang mengganggu singa yang sedang tidur.
          Saat pelajaran berlangsung, kulihat handphone-ku bergetar. Ada satu pesan masuk dari nomer yang tidak aku kenal.

          Akhirnya aku sampai di taman dekat kantin sesuai petunjuk di sms tadi, tentunya saat jam istirahat. Aku bukan tipe orang yang suka membolos saat jam pelajaran.
          Dia –yang duduk di taman- sosok lelaki manis yang kuyakini itu Hisyam sedang duduk sambil mengumbar senyum kepadaku. Akhirnya, kalimat-kalimat manis yang membuat detak jantung makin kencang itu keluar dari mulutnya. Aku, sekarang menjadi teman wanita spesialnya. Bisa dibilang.. LOVE AT FIRST SIGHT.

Cinta


Cinta..
Sangat bangga dengan semua orang serakah
Tapi, cinta tidak rumit
Cinta itu sederhana
Mencoba untuk memahami
Tetapi aki tidak berniat mencoba untuk percaya
Satu-satunya tersangka dalam mata cinta
Tidak selalu menyebutkan menyalahkan
Memahami kebenaran.. tapi mengapa selalu berpikir
Bagaimana jika selimut selalu tenang
Dan tidak bisa meninggalkan kesendirian
Tidak dengan semua..
Ini adalah hati..
Rusak, rapuh, kecewa..
Tapi mengapa tidak memberikan apa-apa?

Teman


Teman..
Pelipur lara ketika hati gundah
Penyemangat ketika membutuhkan dukungan
Bagaikan buku diary yang siap menampung curahan hati
Tempat berkeluh kesah setelah orang tua
          Walaupun terkadang menambah kekesalan hati
          Tapi kau selalu punya cara agar kembali

Pria Kecil Hitam Manis


Pria kecil yang disana
Berkulit hitam manis yang ceria
Tersenyum dan selalu tersenyum
Memberi kebahagiaan kepada setiap orang yang melihat
Tak pernah mengeluh pada setiap cobaannya
          Do’a dari bibir mungilnya..
          Tak pernah tertinggal setelah sholatnya
          Menuntun ilmu tak pernah ia lupakan
          Walaupu harus ikut membanting tulang
          Demi hidupnya dan ibunya seorang

Mawar


Merah, putih warnamu
Sangat cantik ketika merekah
Titik-titik embun membasahimu
Menambah elok dan segarnya dirimu
          Tidak hanya keindahanmu yang digemari
          Harummu pun juga digemari
          Tak sedikit orang menggunakanmu
          Sebagai pendamping pengungkap perasaan